Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Pengetahuan Lain
1. Sejarah
Sejarah merupakan alat yang paling penting bagi ilmu politik, oleh karena menymbang bahan, yaitu data dan fakta dari masa lampau, untuk diolah lebih lanjut. Perbedaan pandangan antara ahli sejarah dan sarjana ilmu politik ialah bahwa ahli sejarah selalu meneropong masa yang lampau dan inilah yang menjadi tujuannya, sedangkan sarjana ilmu politik biasanya lebih melihat ke depan.
2. Filsafat
Ilmu pengetahuan lain yang erat sekali hubungannya dengan ilmu politik ialah filsafat. Filsafat ialah usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau jawaban atas persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta (universe) dan kehidupan manusia.
Ilmu politik terutama sekali erat hubungannya dengan filsafat politik, yaitu bagian dari filsafat yang menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki, asal mula dan nilai (value) dari Negara. Negara dan manusia di dalamnya dianggap sebagai sebagian dari alam semesta. Dalam pandangan filsuf Yunani kuno, filsafat politik juga mencakup dan erat hubungannya dengan moral filosofi atau etika (ethics).
Etika membahas pesoalan yang menyangkut norma-norma baik atau buruk, manusia apakah yang boleh dinamakan manusia baik atau buruk; apakah yang dinamakan adil dan tidak adil. Dengan demikian kita sampai pada bidang filsafat politik yang membahas masalah politik dengan berpedoman pada suatu system nilai (value system) dan norma-norma tertentu.
Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lain
1. Sosiologi
Di antara ilmu-ilmu sosial, sosiologilah yang paling pokok dan umum sifatnya. Dengan menggunalan pengertia-pengertian dan teori-teori sosiologi, sarjana ilmu politik dapat mengetahui sampai dimana sususnan dan stratifikasi sosial mempengaruhi ataupun dipengaruhi oleh misalnya keputusan kebijakan, corak dan sifat keabsahan politik, sumber-sumber kewenangan politik, pengendalian sosial, dan perubahan sosial.
Baik sosiologi maupun ilmu politik mempelajari Negara. Akan tetapi sosiologi menganggap Negara sebagai salah satu lembaga pengendalian sosial. Sosiologi menggambarkan bahwa pada masyarakat yang sederhana maupun yang kompleks senantiasa terdapat kecenderungan untuk timbulnya proses, pengaturan, atau pola-pola pengendalian tertentu yang formal maupun yang tidak formal.
2. Antropologi
Antropologi memiliki pengertian dan teori tentang kedudukan serta peran berbagai satuan sosial-bidaya yang lebih kecil dan sederhana. Perhatian sarjana ilmu politik terhadap antropologi makin meningkat sejalan dengan bertambahnya penelitian tentang kehidupan serta usaha moderenisasi politik di Negara-Negara baru.
Mula-mula penelitian tentang Negara-negara baru berkisar pada masalah-masalah yang dihadapi pemerintah pusat Negara-negara baru, nation building, dan sebagainya. Semua itu didasarkn pada anggapanbahwa masalah daerah, terpencarnya berbagai bentuk desa di pedalaman, perbedaan suku bangsa dan agama pada akhirnya akan dapat diatasi oleh perkembangan kehidupan tingkat nasional.
3. Ilmu Ekonomi
Pada masa silam politik dan ilmu ekonomi merupakan bidang ilmu tersendiri yang dikenal sebagai ekonomi politik (political economy), yaitu pemikiran dan analisis kebijakan yang hendak digunakan untuk memajukan kekuatan dan kesejahteraan Negara Inggris dalam menghadapi saingan-saingannya.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu ekonomi modern, khususnya ekonomi internasional, kerja sama antara ilmu politik dan ilmu ekonomi makin dibutuhkan untuk menganalisis siasat-siasat pembangunan nasional. Seorang sarjana ilmu politik tidak dapat lagi mengabaikan pengaruh dan peran perdagangan luar neger, bantuan luar negeri, serta hubungan ekonomi luar negeri pada umumnya terhadap usaha-usaha pembangunan dalam negeri.
Akhir-akhir ini ilmu ekonomi telah menghasilkan suatu bidang ilmu politik yang baru. Ini dinamakan pendekatan perilaku rasional (rational choice) yang lebih cenderung melihat manusia sebagai mahkluk ekonomi. Dianggap bahwa manusia dalam mengambil suatu keputusan selalu memperhitungkan untung rugi baginya secara ekonomis.
4. Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah pengkhususan psikologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dan masyarakat, khususnya factor-faktor yang mendorong manusia untuk berperan dalam ikatan kelompok atau golongan. Jika sosiolog mempelajari kegiatan kehidupan sosial, bidang psikolog umumnya memusatkan perhatian pada kehidupan perorangan. Psikologi sosial mengamati kegiatan manusia dari segi ekstern (lingkunagn sosial, fisik, peristiwa-peristiwa, dan gerakan massa) maupun dari segi intern (kesehatan fisik perorangan, semangat, dan emosi).
Psiologi sosial juga dapat menjelaskan bagaimana kepemimpinan tidak resmi (informal leadership) turut menentukan hasil suatu keputusan dalam kebijakan politik dan kenegaraan. Selain memberi pandangan baru dalam penelitian tentang kepemimpinan, psikologi sosiologi dapat pula menerangkan sikap dan reaksi kelompok terhadap keadaan yang dianggapnya baru, asing ataupun berlawanan dengan consensus masyarakat, mengenai suatu gejala sosial tertentu.
5. Geografi
Faktr-faktor yang berdasarkan geografi, seperti perbatasan strategis, desakan penduduk, daerah pengaruh mempengaruhi politik. Montesque, seorang sarjana Prancis, untuk pertama kali membahas bagaimana factor-faktor geografi mempengaruhi konstelasi politik suatu Negara.
6. Ilmu Hukum
Terutama di Negara-negara Benua Eropa, ilmu hukum sejak dulu erat hubungannya dengan ilmu politik, karena mengatur dan melaksanakan undang-undang merupakan salah satu kewajiban Negara yang penting. Cabang-cabang ilmu hukum yang khususnya meneropong Negara ialah hukum tata Negara dan ilmu Negara.
Selain itu ilmu hukum sifatnya normative dan selalu mencoba mencari unsur keadilan. Aliran ini kuat sekali dalam kupasan-kupasan mengenai Negara hukum, yang menekankan bahwa perasaan keadilan merupakan basis dari seluruh system norma yang mendasari Negara. Sistem hukum adalah dasar legal dari Negara; seluruh struktur dan fungsi Negara ditetapkan oleh hukum.
Semoga Bermanfaat...
Admin : Andi Srirahayu Muchtar, S.IP
Web Blog : Boegis Fashion Store