MASA DISINTERGASI ISLAM DI BIDANG POLITIK : 1000 – 1250 M
Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada akhir zaman Bani Umayyah, tetapi memuncak di zaman Bani Abbas terutama setelah Khalifah-khalifah menjadi lemah dalam tangan tentara pengawal. Daerah-daerah yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan di Damaskus dan kemudian di Baghdad, melepaskan diri dari kekuasaan Khalifah di pusat dan muncullah dinasti-dinasti kecil.
Di Marokko, Idris Ibn Abdullah, salah satu dari keturunan Ali dapat membentuk Kerajaan Idrisi yang bertahan dari tahun 788 M sampai tahun 974 M, dengan Fez sebagai ibukota. Di Tunis, Dinasti Aghlabi berkuasa dari tahun 800 M sampai 969 M. kerajaan ini dibentuk oleh Ibrahim Ibn Aghlab, gubernur yang diangkat oleh Harun Al-Rasyid. Mesjid Kairawan yang sampai sekarang terdapat di Tunis adalah peninggalan dari dinasti ini.
Di Mesir Ahmad Ibn Tulun melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad di tahun 868 M. dinasti ini berkuasa di Mesir sampai tahun 905 M. di tahun 877 M Ibn Tulun dapat meluaskan daerah kekuasannya sampai ke Syiria. Di bawah pemerintahan Dinasti ini, irigasi diperbaiki, ekonomi meningkat dan Mesir mulai menjadi pusat kebudayaan Islam. Ibn Tulun sendiri mendirikan rumah sakit besar di Fustat dan mesjid yang diberinama Mesjid Ibn Tulun, yang sampai sekarang masih terdapat di Cairo.
Setelah jatuhnya Dinasti Ibn Tulun, Mesir untuk beberapa tahun kembali ke bawah kekuasaan khalifah Baghdad tetapi di tahun 935 M dikuasai lagi oleh dinasti lain, yaitu Dinasti Ikhsyid, untuk kemudian jatuh ke tangan khalifah Fatimiah di tahun 969 M.
Setelah jatuhnya Dinasti Ibn Tulun, Mesir untuk beberapa tahun kembali ke bawah kekuasaan khalifah Baghdad tetapi di tahun 935 M dikuasai lagi oleh dinasti lain, yaitu Dinasti Ikhsyid, untuk kemudian jatuh ke tangan khalifah Fatimiah di tahun 969 M.
Di sebelah utara Mesir, Dinasti Hamdani merebut Syiria pada tahun 944 M dan mempertahankannya sampai tahun 1003 M. Di sebelah Timur Baghdad Dinasti Tahiri berkuasa di Khurasan dari tahun 820 M sampai tahun 872 M. kemudian Dinasti ini digantikan oleh Dinasti Saffari sampai tahun 908 M. Dinasti Samani di wilayah Transoxania, melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad di tahun 874 M. Dinasti ini berumur 125 tahun. Pada tahun 999 M daerah-daerah yang mereka kuasai di sebelah selatan Transoxania dikuasai oleh Mahmud Ghazna, sedang daerah-daerah yang di sebelah Utara jatuh ke tangan IlKhan dari Turkistan. Mahmud Ghazna kemudian meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke India.
Sementara golongan Syi’ah yang pada mulanya menjadi teman sekutu Bani Abbas, mulai melancarkan aksi penentangan mereka. Pada tahun 869 M muncul pemberontakan kaum Zanj di bawah pimpinan Ali Ibn Muhammad. Kaum Zanj adalah budak-budak yang didatangkan dari Afrika untuk bekerja di pertambangan salpeter di Irak. Ibn Muhammad mengaku pengikut Ali dan datang untuk melepaskan mereka dari kesulitan hidup yang mereka hadapi. Dari tahun 870 M sampai 883 M kekuasaan Bani Abbas dikacau oleh pemberontakan Zanj ini.
Satu gerakan lain ialah gerakan Qaramitah yang dimulai di tahun 874 M oleh Hamdan Qarmat, seorang penganut faham Syi’ah Ismailiah di Irak. Pada tahun 899 M kaum Qaramitah dapat membentuk negara merdeka di Teluk Persia, yang kemudian menjadi pusat kegiatan mereka dalam menentang kekuasaan Bani Abbas. Pada tahun 930 M, serangan-serangan mereka meluas sampai sejauh Mekkah. Sewaktu pulang mereka bawa lari Al-Hajr Al-Aswad yang dikembalikan baru dua puluh tahun kemudiah.
Gerakan Hasysyasyin (Assassins) merupakan lanjutan dari gerakan Qaramitah. Pemimpinnya ialah Hasan Ibn Sabbah (w. 1124 M) yang membuat Alamut di sebelah Selatan laut Caspia sebagai pusat serangan-serangannya terhadap kekuasaan Baghdad. Kaum Hasysyasyin ini tidak segan-segan mengadakan pembunuhan-pembunuhan terhadap pembesar-pembesar Negara yang memusuhi mereka. Salah satu pembesar yang mereka bunuh adalah Nizam Al-Mulk, Perdana Menteri Dinasti Salajikah di tahun 1092 M. Nizam Al-Mulk dikenal dalam sejarah Islam sebagai pendiri dari madrasah-madrasah Nizamiah yang di antara guru-guru besarnya terdapat Imam Al-Haramain dan Al-Ghazali.
Sementara itu ada pula pemuka-pemuka Syi’ah yang dapat membentuk Dinasti yang menguasai daerah-daerah tertentu. Salah satu diantaranya ialah Ahmad Ibn Buwaihi yang dapat menguasai Isfahan, Syiraz dan Kirman di Persia. Di tahun 945 M, ia mengadakan serangan ke Baghdad dan Dinasti Buwaihi menguasai ibu kota Bani Abbas ini sampai tahun 1055 M. Khalifah-khalifah Bani Abbas tetap diakui, tetapi kekuasaan dipegang oleh Sultan-sultan Buwaihi.
Kekuasaan Dinasti Buwaihi atas Baghdad kemudian direbut oleh Dinasti Saljuk. Saljuk adalah seorang pemuka suku bangsa Turki yang berasal dari Turkestan. Tughril Beg, seorang cucu dari Saljuk dapat memperluas daerah kekuasaan mereka sampai ke daerah-daerah yang dikuasai Dinasti Buwaihi. Sultan-sultan yang terkenal dari Dinasti ini disamping Tughril adalah Alp Arselan (1063-1072 M) dan Malik Shah (1072 – 1092 M).
Sultan Alp Arselan mengalahkan Bizantium di pertempuran Manzikart di tahun 1071 M, dan semenjak itu sampai sekarang Asia Kecil menjadi daerah Islam. Malik Shah terkenal dengan usaha pembangunan yang diadakannya. Mesjid-mesjid, jembatan-jembatan, irigasi dan jalan-jalan raya ia bangun. Dalam lapangan ilmu pengetahuan ia juga dikenal sebagai sultan yang banyak menyokong pembangunannya dan ini terutama terjadi dengan pimpinan Perdana Menterinya Nizam Al-Mulk.
Sultan Alp Arselan mengalahkan Bizantium di pertempuran Manzikart di tahun 1071 M, dan semenjak itu sampai sekarang Asia Kecil menjadi daerah Islam. Malik Shah terkenal dengan usaha pembangunan yang diadakannya. Mesjid-mesjid, jembatan-jembatan, irigasi dan jalan-jalan raya ia bangun. Dalam lapangan ilmu pengetahuan ia juga dikenal sebagai sultan yang banyak menyokong pembangunannya dan ini terutama terjadi dengan pimpinan Perdana Menterinya Nizam Al-Mulk.
Di Mesir terdapat Dinasti Fatimiah yang mengambil bentuk khilafah aliran Syi’ah dan yang menjadi saingan bagi khilafah aliran Sunnah di Baghdad. Khilafah Fatimiah pada mulanya dibentuk oleh Ubaidullah di Tunis di Tahun 1909 M. Khilafah ini mempunyai Angkatan Laut yang mengadakan serangan-serangan sampai ke pantai Eropa, terutama Italia dan Perancis. Di tahun 969 M seorang Jenderal Fatimi bernama Jawhar Al-Siqilli dapat menguasai Fustat di Mesir. Jawhar Al-Siqili mendirikan kota Cairo dan Mesjid Al-Azhar di tahun 972 M yang kemudian dijadikan pusat Perguruan Tinggi Islam oleh Khalifah Fatimiah Al-Aziz (975 M – 996 M). Juga mendirikan Dar-Al Hikmah di tahun 1005 M. Khalifah Fatimiah berkuasa di Mesir sampai tahun 1171 M
Di Spanyol Abd Al-Rahman Ad-Dakhil dari Dinasti Bani Umayyah di tahun 756 M dapat pula membentuk suatu khilafah tersendiri. Dinasti Bani Umayyah Spanyol ini dapat mempertahankan kekuasaan mereka sampai tahun 1031 M. Abd Al-Rahman yang mendirikan mesjid Cordova yang masyhur itu. Cordova merupakan pusat kebudayaan Islam yang penting di Barat, sebagai tandingan Baghdad di Timur. Kalau di Baghdad terdapat Bait Al-Hikmah serta Madrasah Nizamiah dan di Cairo terdapat Al-Azhar serta Dar Al-Hikmah, di Cordova terdapat Universitas Cordova sebagai pusat ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Abd Al-Rahman III (929 M – 961 M) perpustakaannya menurut riwayat memiliki ratusan ribu buku.
Sesudah jatuhnya Dinasti Bani Umayyah Spanyol ini, Andalusia terbagi ke dalam beberapa negara kecil yang selalu berperang di antara mereka, seperti Dinasti Abbadi, Dinasti Murabitun, Dinasti Muwahidun, Dinasti Bani Nasr dan sebagainya.
Sesudah jatuhnya Dinasti Bani Umayyah Spanyol ini, Andalusia terbagi ke dalam beberapa negara kecil yang selalu berperang di antara mereka, seperti Dinasti Abbadi, Dinasti Murabitun, Dinasti Muwahidun, Dinasti Bani Nasr dan sebagainya.
Pada periode ini pula terjadi Perang Salib di Palestina. Dengan jatuhnya Asia Kecil ke tangan Dinasti Saljuk, jalan berkunjung ke Palestina bagi umat Kristen di Eropa menjadi terhalang. Untuk membuka jalan itu kembali Paus Urban II berseru kepada umat Kristen Eropa di tahun 1095 M supaya mengadakan perang suci terhadap Islam. Perang Salib pertama terjadi antara tahun 1096 M dan 1099 M, perang Salib kedua antara tahun 1147 M dan 1149 M yang diikuti lagi oleh beberapa perang Salib lainnya, tetapi tidak berhasil dalam merebut Palestina dari kekuasaan Islam. Pada abad kedua puluh inilah baru Palestina jatuh ke tangan Inggris sesudah kalahnya Turki dalam Perang Dunia Pertama.
Disintegrasi dalam bidang politik membawa pada disintegrasi dalam lapangan kebudayaan, bahkan juga dalam lapangan agama. Perpecahan di kalangan umat Islam menjadi besar. Dengan adanya daerah-daerah yang berdiri sendiri itu, di samping Baghdad, sebagaimana telah dilihat timbul pusat-pusat, kebudayaan lain, terutama Cairo di Mesir, Cordova di Spanyol, Isfahan, Bukhara dan Samarkand di Timur. Dengan munculnya pusat-pusat kebudayaan baru ini, terutama pusat-pusat yang berada di bawah kekuasaan Persia, bahasa Persia meningkat menjadi bahasa kedua di dunia Islam.