Kaisar Hongwu Di Bidang Politik


Tokoh Dunia - Kaisar Hongwu Sejarah telah membuktikan bahwa memberi kekuasaan berlebihan pada kaum kasim sering berakibat penyalahgunaan kuasa yang berlanjut pada kekacauan negara. Belajar dari pengalaman ini, Hongwu memangkas jumlah dan hak-hak mereka. Kasim dilarang menangani dokumen dan memberi komentar tentang masalah kenegaraan, mereka dibiarkan buta huruf dan berpendidikan rendah agar mudah diatur. Ketidaksukaannya terhadap kaum kasim ini dinyatakan secara tertulis dalam sebuah prasasti yang dipajang di istana yang bertuliskan, “Kasim tidak memiliki hak apapun atas administrasi”.

Namun sayangnya kebijakan ini tidak terlalu populer pada masa kaisar-kaisar berikutnya, sehingga setelah kematiannya kaum kasim kembali berpolitik. Selain tegas terhadap kasim, Hongwu juga tidak mengijinkan keluarga kerajaan memegang jabatan dalam pemerintahan. Kebijakan ini tetap dipegang oleh penerus-penerusnya sehingga tidak ada masalah serius yang timbul dari intervensi keluarga kerajaan seperti yang pernah terjadi pada masa lalu.

Tahun 1380 Hongwu menghukum mati perdana menterinya, Hu Weiyong, atas tuduhan rencana makar. Sejak itu ia menghapus jabatan perdana menteri dan menumpuk kekuasaan hukum, pemerintahan dan militer di tangan sendiri sehingga dengan demikian ia yakin tidak ada satu kelompok pun yang mempunyai cukup kekuatan untuk menggulingkannya. Sebagai gantinya ia menciptakan sebuah jabatan baru yang disebut sekretaris agung yang fungsinya menjadi mediator antara kaisar dan para menteri. Untuk berjaga-jaga dari upaya kudeta, ia membentuk Pengawal Seragam Brokat (锦衣卫,Jinyiwei) yang bertanggung jawab langsung padanya.

Unit ini terdiri dari agen-agen khusus yang tersebar di seluruh penjuru negeri seperti sarang laba-laba. Atas laporan agen rahasia ini, Hongwu menghukum mati jenderal Lan Yu, yang memiliki andil dalam berdirinya Dinasti Ming, atas tuduhan pemberontakan. Tak lama kemudian ia juga menghukum mati sejumlah tokoh yang turut membantunya mendirikan Dinasti Ming yang dianggapnya berpotensi untuk menjadi saingannya.

Selain itu sisi negatif dari pemerintahannya adalah membelenggu kebebasan. Kritik yang ditujukan pada dirinya bisa dianggap pelanggaran hukum dan berakibat fatal. Tabu-tabu yang membatasi penggunaan karakter Hanzi dimulai pada zaman ini. Misalnya karakter shu (殊 yang artinya menonjol), huruf ini terdiri dari dua radikal yaitu dai (歹yang berarti jahat) dan zhu (朱 marga keluarga kekaisaran), sehingga bisa diinterpretasikan sebagai Zhu yang jahat.

Siapapun yang kedapatan menggunakan karakter ini dianggap menghina kaisar dan dihukum mati. Bahkan menggunakan karakter tu (秃yang berarti gundul) pun harus berhati-hati karena bisa menyinggung masa lalu Hongwu yang pernah menjadi biksu. Para cendekiawan dilarang berpikir bebas dan hanya boleh menulis cerpen delapan bagian yang kaku. Hal inilah yang mengakibatkan Tiongkok menjadi negara tertutup padahal saat itu bangsa barat sedang memulai zaman Renaisans.





Previous
Next Post »