Bidan harus memiliki pola berfikir sistematis, berfikir secara analitik dan kritis dalam melihat permasalahan dan segala aspek yang mempengaruhinya, sehingga selanjutnya dapat secara angsung menentukan tindakan kebidanan yang efektif untuk dilaksanakan dalam upaya menolong pasien atau kliennya (Manajemen Kebidanan, 1995).
Adanya kematian maternal menimbulkan masalah bagi beberapa negara di dunia, terutama pada negara-negara miskin dan berkembang. Di negara-negara maju angka kematian maternal berkisa antara 5 – 10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara sedang berkembang 750.000 per 100.000 kelahiran hidup. Tingkat kematian maternal di Indonesia diperkirakan sekitar 450 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk itu diperlukan upaya pencegahan tingkat kematian maternal yang salah satunya adalah dengan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan rujukan.
Pemeriksaan antenatal yang baik dan tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus resiko tinggi dapat menurunkan angka kematian maternal. Patugas kesahatan seyogyanya dapat mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan usia paritas, riwayat obstetri yang buruk dan perdarahan selama kehamilan.
Mereka harus mampu memberi pengobatan pada penyakit-penyakit yang menyertai kehamilan, misalnya anemia,. Mereka juga harus mampu mengenal tanda-tanda dini infeksi, partus lama, perdarahan berlebihan dan mengetahui bilamana saat yang tepat untuk merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.