Admin : piymen@ymail.com
25/1/2013
.
Pedang itu teLah merobek usus perjuanganku
Disela-sela selongsong waktu bercengkrama bermandikan darah ketegaran
Desah nafas kaum kecil tersesat memandang puluhan pintu terkunci rapat
Tak ada senyuman terkecuaLi untuk mereka yg berdompet tebal
.
Zaman menampar tanpa kasih sayang
Seakan meLudahi jidat-jidat mereka yg takberaLaskan kaki emas
Tersudut, terhimpit dan terpenjara
Membengkak dalam amarah, terinjak-injak daLam ketidak berdayaan
.
SekiLas bola mataku tergeLincir mengutuk keserakahan reaLita
Menatap paras kusam yang tak henti mengusap pipih yang basah
Noda-noda membekas diselangkangan, memainkan peran tuan keciL yg terabaikan
Disisa-sisa Lamunan kebimbangan kaupun menggertak dunia yang menertawakan
.
Akupun hanyut daLam bait-bait ketidak pastian
Berusaha membasuh Luka yang kau biarkan menganga
Hingga kepergianmu menyisakan cerita akan bangku KuLiah yang didagangkan kaum berdasi
MahaL…dan MahaL…. Hanya itu yang kutahu dari pabrik inteLektuaL hari ini.
#Admin : piymen