Nama Khonghucu makin harum dan para pelajar lambat laun makin berduyun dating untuk belajar dari seluruh wilayah Lu, dan juga dari berbagai wilayah di luar Lu. Sewaktu usianya 34 tahun maka para pelajar pada perguruannya itu sudah berjumlah lebih 3.000 orang.
Wazir besar wilayah Lu menganjurkan puteranya supaya belajar kepada Khonghucu. Melalui pitra wazir besar itu, maka Khonghucu pada akhirnya berkenalan dengan Duke of Lu hal itu makin menambah harum nama ahli pikir muda itu.
Sekitar 498 SM, Konfusius memutuskan untuk meninggalkan rumahnya di Lu dan memulai perjalanan panjang di seluruh China timur. Ia disertai oleh beberapa orang muridnya (pengikut). Mereka mengembara di seluruh negara timur Wei, Sung, dan Ch'en dan dalam beberapa kali kehidupan mereka terancam. Konfusius hampir dibunuh di Sung.
Konfusius diterima dengan hormat oleh para penguasa negara-negara yang ia kunjungi, dan ia bahkan tampaknya telah menerima pembayaran sesekali. Ia menghabiskan banyak waktunya mengembangkan gagasannya tentang seni pemerintahan, serta melanjutkan ajarannya. Dia memiliki banyak pengikut, dan pemadatan sekolah Konfusianisme mungkin terjadi selama bertahun-tahun. Tidak semua murid-Nya mengikuti Dia dalam perjalanan. Beberapa dari mereka benar-benar kembali ke Lu dan mengambil posisi dengan klan Chi. Ini mungkin telah melalui pengaruh mereka bahwa dalam 484 SM Konfusius diundang kembali ke Lu.
Khonghucu tidak hanya teguh dalam pendiriannya, menjadi teladan bagi semua orang, jujur, hidup sederhana, memberikan nasehat pada orang lain, dan selalu berada di jalan suci, tapi juga berhasil menegakkan program pemerintah, sehingga dalam waktu yang begitu cepat, ia dapat menciptakan masyarkat adil dan makmur. Semua golongan masyarakat memperoleh pekerjaan dan pendidikan yang dapat dirasakan oleh seluruh golongan masyarakat. Untuk itu, dalam waktu yang relative singkat dapat dibangun kesadaran moral yang tinggi, tidak penipuan, pemalsuan, korupsi dan sebagainya. Dengan demikian, wajarlah jika daerah Tiongto yang dipimpin oleh Khonghucu menjadi darah teladan. Dengan kenberhasilannya itu, Khonghucu diangkat menjadi gubernur di daerah Tiongto, Khonghucu tidak bekerja sendiri, ia dibantu oleh para muridnya. Berkat kerja sama ynag baik antara antara pimpinan dengan bawahannya, atau antara guru dengan murid, daerah tersebut menjadi makmur dan berjalan sesuai dengan kaedah – kaedah normal.
Berita tentang keberhasilan Khonghucu dalam memimpin Tiongto tersebar kemana- mana, dan hal ini juga didengar oleh raja muda Lo Ting Kong. Tak lama kemudian tergeraklah hatinya untuk membuktikan kebenaran berita tersebut. Oleh karena itu, pada suatu hari ia menyempatkan diri untuk mengunjungi Khonghuc dsn sekaligus membuktikan kebenaran tersebut, Raja Muda Lo Ting Kong barulah yakin, apa yang ia dengar itu benar – benar terjadi. Setelah melihat keberhasilan itu raja, Raja Muda Lo mengajukan usul kepada Khonghucu agar apa yang ia capai di Tiongto dapat juga disebarkan ke seluruh negeri Lo. Dengan penuh keyakinan Khonghucu berkata, “keberhasilan ini tidak hanya dapat dicapai di seluruh negeri Lo, tapi juga bias diwujudkan ke seluruh dunia.
Dilihat konteks di atas, Khonghucu tidak hanya sebagai tokoh spiritual yang selalu mempunyai pikiran brilian, tapi juga sebagai negarawan yang dapat mewujudkan negeri yang adil dan makmur, yang ia bangun dengan landasan moral yang dulunya tidak begitu banyak diperhitungkan oleh para penguasa.
Khonghucu adalah seorang yang bermoral dan sangat menjunjung tinggi nilai – nilai moral. Jika ia melihat seseorang yang bertingkah laku tidak sesuai dengan kaedah – kaedah moral, maka ia tidak segan – segan untuk ikut memperbaikinya. Khonghucu sangat prihatin melihat kehidupan orang masa itru, di mana mereka banyak tang senang berfoya – foya, mabuk – mabukan, mengeruk hasil keringat rakyat, dan sebagainya. Oleh karena itu ia merasa terpanggil untuk memperbaikinya.
Khonghucu wafat pada 479 S.M. ajarannya dilanjutkan dan dikembangkan oleh cucunya, Tzu- Szu, serta tokoh – tokoh yang lainnya seperti Meng-tze (372-289 S.M.). setelah Khonghucu meninggal, ajarannya masih dirasakan sampai sekarang, bahkan seluruh dunia mengenalnya, serta mempraktekkan ajarannya.
Dalam mengajarkan ajaran- ajarannya Khonghucutidak suka mengkaitkan paham ketuhanan, ia menolak membicarakan tentang akhirat dan hal – hal yanh bersifat metafisika, ia hany aseoran Filosof sekuler yang mempermasalahkan moral kekuasaan dan akhlak pribadi manusia yang baik. Namun dikarenakan ajaran – ajarannya lebih banyak mengarah pada kesusilaan dan mendekati ajaran keagamaan maka ia sering digolongkan dan dianggap sebagai pembawa agama.
.
Wazir besar wilayah Lu menganjurkan puteranya supaya belajar kepada Khonghucu. Melalui pitra wazir besar itu, maka Khonghucu pada akhirnya berkenalan dengan Duke of Lu hal itu makin menambah harum nama ahli pikir muda itu.
Sekitar 498 SM, Konfusius memutuskan untuk meninggalkan rumahnya di Lu dan memulai perjalanan panjang di seluruh China timur. Ia disertai oleh beberapa orang muridnya (pengikut). Mereka mengembara di seluruh negara timur Wei, Sung, dan Ch'en dan dalam beberapa kali kehidupan mereka terancam. Konfusius hampir dibunuh di Sung.
Konfusius diterima dengan hormat oleh para penguasa negara-negara yang ia kunjungi, dan ia bahkan tampaknya telah menerima pembayaran sesekali. Ia menghabiskan banyak waktunya mengembangkan gagasannya tentang seni pemerintahan, serta melanjutkan ajarannya. Dia memiliki banyak pengikut, dan pemadatan sekolah Konfusianisme mungkin terjadi selama bertahun-tahun. Tidak semua murid-Nya mengikuti Dia dalam perjalanan. Beberapa dari mereka benar-benar kembali ke Lu dan mengambil posisi dengan klan Chi. Ini mungkin telah melalui pengaruh mereka bahwa dalam 484 SM Konfusius diundang kembali ke Lu.
Khonghucu tidak hanya teguh dalam pendiriannya, menjadi teladan bagi semua orang, jujur, hidup sederhana, memberikan nasehat pada orang lain, dan selalu berada di jalan suci, tapi juga berhasil menegakkan program pemerintah, sehingga dalam waktu yang begitu cepat, ia dapat menciptakan masyarkat adil dan makmur. Semua golongan masyarakat memperoleh pekerjaan dan pendidikan yang dapat dirasakan oleh seluruh golongan masyarakat. Untuk itu, dalam waktu yang relative singkat dapat dibangun kesadaran moral yang tinggi, tidak penipuan, pemalsuan, korupsi dan sebagainya. Dengan demikian, wajarlah jika daerah Tiongto yang dipimpin oleh Khonghucu menjadi darah teladan. Dengan kenberhasilannya itu, Khonghucu diangkat menjadi gubernur di daerah Tiongto, Khonghucu tidak bekerja sendiri, ia dibantu oleh para muridnya. Berkat kerja sama ynag baik antara antara pimpinan dengan bawahannya, atau antara guru dengan murid, daerah tersebut menjadi makmur dan berjalan sesuai dengan kaedah – kaedah normal.
Berita tentang keberhasilan Khonghucu dalam memimpin Tiongto tersebar kemana- mana, dan hal ini juga didengar oleh raja muda Lo Ting Kong. Tak lama kemudian tergeraklah hatinya untuk membuktikan kebenaran berita tersebut. Oleh karena itu, pada suatu hari ia menyempatkan diri untuk mengunjungi Khonghuc dsn sekaligus membuktikan kebenaran tersebut, Raja Muda Lo Ting Kong barulah yakin, apa yang ia dengar itu benar – benar terjadi. Setelah melihat keberhasilan itu raja, Raja Muda Lo mengajukan usul kepada Khonghucu agar apa yang ia capai di Tiongto dapat juga disebarkan ke seluruh negeri Lo. Dengan penuh keyakinan Khonghucu berkata, “keberhasilan ini tidak hanya dapat dicapai di seluruh negeri Lo, tapi juga bias diwujudkan ke seluruh dunia.
Dilihat konteks di atas, Khonghucu tidak hanya sebagai tokoh spiritual yang selalu mempunyai pikiran brilian, tapi juga sebagai negarawan yang dapat mewujudkan negeri yang adil dan makmur, yang ia bangun dengan landasan moral yang dulunya tidak begitu banyak diperhitungkan oleh para penguasa.
Khonghucu adalah seorang yang bermoral dan sangat menjunjung tinggi nilai – nilai moral. Jika ia melihat seseorang yang bertingkah laku tidak sesuai dengan kaedah – kaedah moral, maka ia tidak segan – segan untuk ikut memperbaikinya. Khonghucu sangat prihatin melihat kehidupan orang masa itru, di mana mereka banyak tang senang berfoya – foya, mabuk – mabukan, mengeruk hasil keringat rakyat, dan sebagainya. Oleh karena itu ia merasa terpanggil untuk memperbaikinya.
Khonghucu wafat pada 479 S.M. ajarannya dilanjutkan dan dikembangkan oleh cucunya, Tzu- Szu, serta tokoh – tokoh yang lainnya seperti Meng-tze (372-289 S.M.). setelah Khonghucu meninggal, ajarannya masih dirasakan sampai sekarang, bahkan seluruh dunia mengenalnya, serta mempraktekkan ajarannya.
Dalam mengajarkan ajaran- ajarannya Khonghucutidak suka mengkaitkan paham ketuhanan, ia menolak membicarakan tentang akhirat dan hal – hal yanh bersifat metafisika, ia hany aseoran Filosof sekuler yang mempermasalahkan moral kekuasaan dan akhlak pribadi manusia yang baik. Namun dikarenakan ajaran – ajarannya lebih banyak mengarah pada kesusilaan dan mendekati ajaran keagamaan maka ia sering digolongkan dan dianggap sebagai pembawa agama.
.
.